Bermain di musim dingin, tentu tidak hanya bermain salju seperti membuat Manusia Salju Snowman atau meluncur dengan sepatu/papan khusus seperti skate, ski dan snow board. Bagi sebagian orang sepertinya memang hanya inilah kegiatan yang bisa dilakukan di luar rumah , dan jika takut kedinginan pasti akan lebih memilih kegiatan di dalam ruangan/rumah. Jarang sih ada orang Indonesia yang mau melakukan kegiatan di luar rumah seakan mencari “dingin”, kalau bisa enakan kemulan….
Tanggal 11 Februari lalu (duuuh sudah lewat hampir sebulan!) adalah hari libur di Jepang, yaitu hari pendirian negara Jepang (bukan kemerdekaan loh). Jadi kami mengajak pastor Ardy untuk ikut bersama kami bermain bersama, dengan tujuan utamanya pergi ke air terjun beku/Tsurara di Otaki, Chichibu di prefektur Saitama. Kami ingin memperlihatkan keindahan alam di sini kepada pastor, karena kami sendiri sudah pernah pergi. Dan untuk ke Chichibu ini paling praktis naik mobil, jadi musti cari waktu yang Gen libur sehingga bisa menyetir. Jadilah Senin pagi itu kami berangkat dari Kichijouji pukul 9 lewat dan menuju ke arah Chichibu.
Misotsuchi Tsurara yang alami, Chichibu, Saitama Prefektur
Kami sampai di daerah Chichibu pukul 11 dan memutar mau kemana dulu sebelum ke Air Terjun Beku/ Tsurara. Karena terus terang untuk melihat air terjun beku itu paling lama hanya 1 jam saja. Lagipula kami juga harus mencari makan siang. Terlintas di pikiran kami untuk memetik strawberry, karena pastor juga belum pernah. Dan di pintu tol kami diberikan pamflet dengan peta tempat rekreasi, pemetikan strawberry dan tempat istirahat seperti pemandian air panas. Tapi kebanyakan ladang strawberry yang ada memang hanya menyediakan strawberry yang bisa dipetik semaunya dengan hitungan 30 menit/ 1 jam. Tadinya kami pikir makan siangnya strawberry aja gitu hihihi (ketahuan pelit ya?)
Tapi waktu aku membaca ada Kebun Rekreasi Keluarga Komatsuzawa (Komatsuzawa Leisure Nouen), aku merasa tempat itu yang paling tepat. Karena di sana tidak hanya bisa memetik strawberry saja, tapi juga memetik jamur shiitake, memancing ikan Masu, membuat soba dan barbeque. Jadi langsunglah kami pergi ke sana.
Tapi begitu sampai di parkiran, kami disambut dengan petugas yang mengatakan, “Maaf, sudah tidak bisa memetik strawberry lagi karena sudah terlalu banyak orang.” Jadi meskipun buah strawberrynya masih ada, mereka membatasi pengunjung yang masuk untuk memetik, supaya tidak menurunkan mutu buah. Karena jika semua yang datang diberi kesempatan, maka yang datang terakhir pasti akan kebagian strawberry yang belum matang benar, dan tidak manis. Mereka tetap menjaga mutunya. Ini yang aku rasa hebat. ORANG JEPANG TAHU KAPAN HARUS BERHENTI DEMI MENJAGA KWALITAS. (Dulu malah sampai bunuh diri hehehe) Orang dari negara lain mungkin tidak peduli dengan “perasaan” pengunjung yang datang siang dan berkata, “Salah sendiri datang siang”. Tapi sebagai produsen, mereka tidak mau menurunkan “standar” mereka HANYA untuk keuntungan sesaat yang didapat dari pengunjung “kesiangan” (sebetulnya kebun memang dibuka sepanjang hari, tapi karena hari Minggu, pengunjung membludak).
memancing ikan Masu
Tapi kami katakan pada petugasnya bahwa kami mau memancing dan mungkin memetik jamur saja. Lalu kami diarahkan ke tempat parkir. Kami memasuki kebun yang luas sambil merasa kecewa tidak bisa memetik strawberry. Tapi waktu kami akan membeli karcis untuk memancing ikan Masu (namanya memang Masu, bukan mas yang dibaca secara Jepang :D) , kami membaca juga bahwa bisa mengikuti kelas membuat soba (mie Jepang) lalu memakan hasilnya. Paketnya bisa untuk 4 atau 5 orang. Daripada barbeque biasa, kami lalu sepakat untuk membuat soba saja.
menikmati ikan bakar
Jadilah kami memancing ikan Masu. Kami berlima memancing 5 ikan untuk dimakan, tapi karena aku dan Gen tahu Riku senang memancing, jadi memberikan kesempatan pada Riku untuk memancing bagian kami juga. Cukup lama baru bisa terpancing ikannya, belum lagi udara dingin saat itu, sekitar 1 derajat. Ikan yang dipancing, langsung dibersihkan di samping kolam oleh petugas, dan ditusuk dengan kayu. Kami lalu membawa ikan itu ke meja pembakaran. Sembari menunggu ikan kami jadi, aku sempat lari membeli strawberry yang dijual. Pikirku, sebagai “pelampiasan” tidak bisa memetik. Dan kami nikmati ikan bakar hasil pancingan sendiri di meja yang disediakan. Seekor ikan kecil itu tidak bisa memenuhi perut lapar dalam dingin, tapi membuat ikan itu terasa sangat mewah dan enak. Apalagi kami menikmati strawberry untuk dessert 😀
membuat soba
Kemudian kami menuju kelas pembuatan soba. Kami berlima mendapat sebuah meja panjang yang dilengkapi dengan sebuah baskom besar. Gurunya menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dan memberikan contoh. Mulai dari mengaduk adonan, membuat adonan menjadi kalis, kemudian menggiling adonan menjadi tipis dan memotongnya. Setelah soba hasil buatan kami selesai, guru tersebut merebusnya untuk kami, dan kami nikmati bersama di tempat yang telah disediakan. Soba yang sederhana itu cukup bisa memenuhi perut kami.
menikmati soba buatan sendiri. Duuuh tebalnya 😀 seperti kwetiauw jadinya hehehe
Pukul 2:15 kami meninggalkan Kebun Rekreasi Keluarga ini untuk menuju Tsurara. Butuh waktu 1 jam untuk mencapai tempat ini dengan mobil. Dan… brrr, udara yang dingin terasa bertambah dingin melihat tetesan air yang membatu menjadi es itu. Tapi hati kami menjadi hangat juga melihat keindahan alam. Air Terjun beku ini hanya sampai akhir bulan Februari, karena jika udara menghangat es itu akan mencair. Tempat yang hanya menjadi tujuan wisata di waktu tertentu saja, selebihnya … tidak bagus! Ini juga yang harus dipertimbangkan jika mau berwisata ke Jepang. Mau melihat apa? Waktunya kapan? Kalau mau melihat sakura ya jangan datang bulan Oktober. Harus datang awal April. Kalau mau melihat Tsurara ya harus di bulan Januari-Februari. Dan biasanya setiap tempat mempunyai website yang bisa diakses untuk mengetahui apakah sudah bisa dilihat atau tidak, lalu berapa persen kondisinya. Waktu kami datang ke Tsurara ini kondisinya 80 persen, sehingga bukanlah waktu peak 100%, yang mestinya lebih bagus lagi. Tapi cukuplah.
Misotsuchi Tsurara di Chichibu, Saitama
Air Terjun Beku Tsurara ini ada 2 tempat yang besar, dan tempat pertama memang terlihat kalah besarnya dibanding air terjun sesudahnya. Tapi tempat pertama yang lebih kecil itu yang terjadi alamiah tanpa bantuan manusia, sedangkan yang kedua lebih besar, sudah ada campur tangan manusia (mungkin dengan cara membantu meneteskan air dari atas :D)
Oh ya waktu kami di situ, kami juga melihat seekor binatang berada di atas air terjun tersebut. Ternyata seekor KAMOSHIKA yang bahasa Inggrisnya Serow yang termausk dalam genus Capricornis. Benar deh seperti kambing gunung karena kami heran bagaimana dia bisa sampai di sana, dan kok tidak takut jatuh. (Sayang aku ternyata bukan capricorn sejati, karena aku takut ketinggian hihihi).
kamoshika atau serow. The serows are six species of medium-sized goat-like or antelope-like mammals of the genus Capricornis. All six species of serow were until recently also classified under Naemorhedus, which now only contains the gorals. (Wikipedia)
Sebetulnya tempat ini mulai pukul 5 sore akan diterangi lampu sehingga lebih bagus lagi, tapi selain karena suhu udara mulai turun, kami juga takut jika semakin malam, jalanan akan beku dan kami tidak bisa pulang karena ban mobil kami tidak berantai. Jadi perhatian juga bagi yang akan ke sini, jika dengan mobil sendiri harus siap jika jalanan membeku. Yaitu dengan memasang rantai, atau meninggalkan mobil di tempat yang aman kemudian naik kendaraan umum/jalan kaki. Posisi tempat ini memang berada di bayangan gunung sehingga sinar matahari tidak mampu menembus dinginnya daerah ini. Tapi tentu saja dengan begitu bisa terjadi fenomena alam seperti Air Terjun Beku Tsurara ini.
saiboku ham restaurant dengan lukisan dindingnya
Jam 4 sore kami meninggalkan tempat ini, untuk makan daging! dan menghangatkan badan tentunya. Kami pergi ke Saiboku Farm, dekat tempat kerjanya Gen di Saitama, dan menikmati makan malam yang cukup “berat”. Tadinya kupikir kami akan sulit mendapatkan tempat karena aku tahu biasanya tempat ini penuh. Karena di sebelah peternakan ini ada tempat onsen, pemandian air panas yang cukup terkenal. Tapi aku baru tahu dari Gen bahwa onsen itu ditutup, karena ditemukan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit. Dinas Kesehatan di Jepang memang ketat sekali sih. Begitu ada laporan penemuan sesuatu yang mencurigakan, pasti akan diperiksa dan ditutup jika memang terbukti. Aku harap pengelola bisa membuka lagi pemandian itu karena sepi sekali rasanya daerah itu meskipun aku jarang ke sana.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Informasi detil:
Komatsuzawa Leisure Nouen 小松沢レジャー農園
〒368-0072 埼玉県秩父郡横瀬町大字横瀬1408 Tel 0494-24-0412・Fax 0494-24-4534
Misotsuchi no tsurara 三十槌の氷柱(みそつちのつらら)
秩父市大滝4066-2
TEL:0494-55-0707 (一般社団法人秩父観光協会大滝支部) atau websitenya di sini.
Saiboku Restaurant (Restoran dan Peternakan babi)
〒350-1221 埼玉県日高市下大谷沢546 TEL 042-985-4272