Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran

Tawuran? Siapa sih orang Indonesia yang tidak tahu tawuran? Suatu kegiatan yang pasti tidak bisa menjadi kebanggaan jika diceritakan.

Sebetulnya aku pernah menanyakan pada Gen, suamiku, apakah di Jepang ada tawuran? Lalu dia malah balik bertanya, apa itu tawuran, untuk apa tawuran? Kenapa bisa tawuran? Kujawab : “Ya misalnya ada beberapa pelajar yang mungkin mempunyai masalah dengan ceweknya, atau temannya di sekolah lain. Lalu mereka berkelahi, kemudian membawa teman-temannya, sehingga menjadi perkelahian antar sekolah. (Sambil menjawab begini aku jadi lebih kecut lagi, karena menyadari alasan tawuran yang begitu sepele)

Dijawab suamiku: Tentu saja tidak ada tawuran di Jepang. Kami tidak ada waktu untuk memikirkan yang lain, kecuali belajar. Kalaupun ada ada yang tidak mau belajar, bergabung dengan ‘gangster’ biasanya tidak membawa nama sekolah (hebat ya ternyata pelajar kita, ‘cinta banget’ sama sekolah sampai bawa nama sekolah …sayangnya dalam kegiatan negatif). Juga kalau mau menjadi furyo (anak tidak baik) tidak ajak-ajak teman, dan kalaupun mau ijime (bully) temannya itu biasanya dilakukan dalam kelompok kecil, tidak bersatu satu sekolah (hebat lagi nih pelajar kita, rasa ‘bersatu’nya kental sekali sampai main keroyokan). Pacaran? Kalau mau pacaran ya berduaan saja kan? Kalaupun diganggu atau diputusin, semestinya itu masalah berdua saja, jangan bawa orang sekampung 😀

Benar deh, rasanya malu sekali menanyakan pada suamiku, apakah ada tawuran di Jepang. Dan aku memang tidak pernah melihat ada ribut-ribut di Jepang. Kalau seorang yang ‘ngamuk’ sampai menusuk orang yang lewat (disebut torima) memang ada, tapi yang sampai berkelahi berkelompok? Ya paling kerjaannya gangster seperti di film-film, dan itupun kami masyarakat biasa tidak tahu, karena itu antar-gang dan waktu malam.

Seperti jawaban Gen bahwa pelajar Jepang TIDAK ADA WAKTU untuk tawuran itu benar sekali. Sejak SD sampai SMA mereka dituntut untuk belajar dan belajar. Sesudah waktu sekolah, ada kegiatan esktra kurikuler, sehingga pulang ke rumah sudah sore. Baru pulang (atau tanpa pulang) sudah harus pergi ke bimbel (bimbingan belajar) untuk belajar lagi. Dan untuk pelajar SMA, ada pula yang perlu arbaito (kerja paruh waktu) untuk membantu perekonomian rumah tangga, atau sekadar untuk uang saku/tabungan mereka. Tabungan untuk membeli sesuatu yang mahal, atau malah untuk berwisata ke luar negeri. (Sering orang Indonesia berpikir bahwa banyak turis Jepang datang ke Indonesia itu karena mereka kaya, padahal mereka mengumpulkan uang sen demi sen untuk bisa berwisata ke luar negeri)

Jadi kehidupan pelajar di Jepang sampai SMA itu padat sekali. Karena mereka harus berusaha keras jika mau masuk universitas. Jika mereka tidak pintar, mereka tidak bisa masuk universitas top yang akan menjamin mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus. Jadi diibaratkan mereka bersusah payah untuk masuk universitas, dan setelah menjadi mahasiswa barulah boleh merasa lega. Sudah terkenal di sini bahwa masuk universitas itu sulit, tapi keluar (lulus) universitas itu mudah, jauh lebih mudah daripada masuknya. Saat mahasiswa mereka bisa lebih bebas bermain, dan bekerja part time juga lebih keras dan lebih lama dengan gaji per jam (sistem gaji di Jepang memang per jam) yang lebih tinggi (misalnya untuk pelajar SMA 700, untuk universitas 800). Banyak mahasiswaku yang bekerja sampai tengah malam, pulang ke rumah jam 2 pagi, tidur dan kuliah pagi harinya. Karenanya banyak pula mahasiswa yang tidur dalam kuliah 😀 kasihan ya :(.

Jadi kupikir, untuk bisa mencegah dan menanggulangi tawuran, salah satunya adalah membuat pelajar/mahasiswa itu TIDAK ADA WAKTU untuk berkelahi dan tawuran. Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan individual atau kelompok yang menuntut disiplin, kerja keras masing-masing pelajar atau bahkan kerjasama dan rasa persatuan demi menjunjung nama baik sekolah. Ada beberapa kegiatan pelajar yang pernah kutulis seperti domino taoshi, tapi khusus untuk tulisan ini aku ingin memperkenalkan 3 kegiatan yang baru-baru ini kuketahui.

1. Ujian percobaan bersama seluruh negeri. Memang pelaksananya adalah institusi bimbingan belajar terkenal, dan dilakukan untuk berbagai tingkat SD, SMP, SMA di seluruh negeri. Yang bagusnya test seluruh negeri ini bisa diikuti oleh peminat dengan gratis! Ini dipakai untuk mengukur kemampuan diri sendiri (ditunjukkan dengan ranking ke berapa dari jumlah peserta), meskipun memang akhirnya akan dibujuk untuk mengikuti bimbingan belajar di tempat mereka (yang tentu saja bisa ditolak). Jika ada test seperti ini, tentu setiap anak akan berusaha untuk mencapai nilai yang lebih tinggi lagi. Dan yang mengherankan aku yaitu waktu melihat iklan test bersama seluruh negeri untuk SMA. Jadi test itu hanya ada 1 jenis untuk semua kelas, kelas 1,2 dan tiga mengikuti ujian yang sama. Dan ada kemungkinan meskipun dia baru kelas 1 bisa lebih tinggi rankingnya daripada pelajar kelas 3. Dengan kemampuan seperti ini dia bisa tobikyu, lompat kelas, atau bisa masuk ke universitas favorit yang biasanya sulit penerimaannya.

2. Piramid manusia. Ini adalah kegiatan murid kelas 1 sampai 3 di sebuah SMP. Mereka mau memecahkan rekor dengan mendirikan piramid manusia 10 tingkat yang terbentuk dari 137 orang! Untuk itu perlu hitung-hitungan, besar kecilnya badan (berat badan) siswa yang di bagian bawah, lalu perlu juga menentukan posisi sehingga beban berat siswa-siswa bagian bawah tidak terlalu banyak. Perlu perhitungan dalam berapa menit bisa selesai, dan yang terpenting perlu latihan bersama. Aduh waktu melihat betapa mereka kesakitan (resiko patah tulang dsb) dan ketabahan mereka untuk tetap berlatih DEMI mencapai suatu tujuan, aku benar-benar salut pada semangat mereka! Semangat bersatu seperti ini yang perlu ditularkan pada pelajar di Indonesia. Semangat kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan bersama. Tentu saja tujuannya bukan tawuran 🙂

Foto ini kuambil dari TV… lihat usaha mereka untuk bisa membuat piramid setinggi itu. Perlu latihan berbulan-bulan!

3. Kuis SMA/Universitas. Ini adalah acara di televisi. Aku selalu mengikuti acara kuis SMA dan/atau universitas ini yang ditampilkan sebagai acara variety. Kadang pertanyaannya benar-benar tidak masuk di akal, karena pertanyaan baru diajukan sedikit, mereka sudah bisa menjawab dengan tepat! Otak mereka itu kok seperti komputer ya?  Dan memang dulu di TV ada acara seperti ini “Cerdas Cermat” ? tapi kok sayangnya sekarang tidak ada lagi CMIIW.

Pertanyaannya misalnya :  (Aku copas dari statusku di FB waktu sambil menonton acara itu ya)

 “Tuliskan siapa saja penerima nobel kesusastraan yang bukan orang jepang!” Dan SMA Kaisei bisa menulis 40 NAMA ….

Sebutkan sebanyak-banyaknya nama gunung dgn ketinggian 8000m dpl selain everest, dan dijawab 13 nama oleh SMA Kaisei

 Pertanyaan mengenai lukisan GAUGUIN: jawabnya Paul Gauguin: D’ou venons nous? Que sommes nous? D’ou allons nous? (where do we come from? What are we? Where are we going?), 1897-98, Museum of Fine Arts, Boston.

Pertanyaan dari NASA “Brp derajat panas permukaan matahari”? dijawab 5,51 X 10 pangkat3 =5510 dan dijawab semua sekolah dengan BENAR!!!! gilaaaaaaaa gimana hitungnya tuh? Kita googling memang ada jawaban seperti itu, tapi tidak dibertahu hitung-hitungannya kan?

Dan selalu ada pertanyaan dengan menggunakan huruf hieroglif dan cina kuno… Memang ada patternnya, tapi itupun harus bisa dikuasai 3 orang wakil SMA itu.

Imelda on August 31: “Sedang menonton acara Cerdas Cermat SMA Jepang 高校クイズ, dan selalu kagum dengan kepintaran siswa-siswa ini di segala bidang. Tahun ini yang ke 32. Tidak heran kalau negara ini bisa maju, acaranya seperti begini :)”

Menggunakan tenaga, menggunakan kepintaran, menggunakan energi yang postif untuk menghabiskan waktu luang, aku harapkan bisa mencegah dan menanggulangi tawuran di Indonesia. Jangan buang waktu dengan percuma dengan tawuran. Habiskanlah waktumu untuk yang positif sehingga remaja Indonesia bisa berkata, “Maaf, saya tidak ada waktu untuk tawuran!” Jadilah remaja yang SIBUK!

Artikel  ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Indonesia Bersatu: Cara Mencegah Dan Menanggulangi Tawuran.

20 comments on “Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran

  1. Prihatin ya Mba sama anak-anak yang tahuran itu.. dan kelihatannya juga setiap nama sekolah yang tahuran disebut saya ga begitu kenal sekolahnya, mungkin karena ga berprestasi juga..

    Dulu waktu kuliah, tugas itu kan seabrek2.. jangankan buat tahuran, waktu itu buat ikut demo aja kami tuh males banget.. buang2 waktu, ga ada gunanya..

    Memang anak2 sekarang harus dikasi aktivitas yang membangun biar pikirannya ga rusak yaa..

  2. Alumni …
    Mungkin ini kuncinya …
    Pengelola sekolah harus mengawasi ini …
    Banyak kejadian … Yg menjadi trigger adalah alumni kurang kerjaan itu

    Salam saya EM

  3. hmmmm jaman aku smp ampe sma seh kek na ga penah denger skul ku tawuran tapi skul ku suka balapan gt loh mom… depan skul tu jalan raya yang guede trus mulus dan sepi ( ga rame banget) jadi pas smp smu ga ada seh tawuran wkwkwkw… tapi penah liat tawuran itu pas jaman kuliah malah hahahaha nama nya juga UNTAR wkwkkww , dan aku nonton dari lantai 2, tawuran nya di lt 1 jadi mindah gt liat kesana kesitu wkwkwkw… tawuran nya sering masa ampe pensi pake tambahan tawuran…. aneeeh bgt gaa seeeh

  4. betul sekali, buat anak anak sibuk dengan kegiatan dan berkompetisi untuk prestasi. tapi sebenarnya tawuran itu karena genk genk diluar sekolah.. bukan karena pacar. hanya saja sayangnya di Indonesia genk geng itu masuk sampai sekolah. itu masalahnya.

    Semoga menang ya Mba….

  5. Kalau disini disuruh belajar dan bekerja anak anaknya seharian malah dikasihanin mbak.. kecil kecil kok belajar.. waktu mainnya kapan? hmm.. agak rancu seh sebenarnya dengan kalimat ini.. mungkin kurikulumnya yg harus diubah..

    Soal cerdas cermatnya bener bener susah ya mbak soalnya.. kalau aku pasti gak bs jawab semuanha deh ~_~

  6. Wew… remaja Jepang ternyata mengerikan (pinternya). Bisa sewa otak mereka bentar ga ya mbak?
    Andai kita bisa meniru good habit & attitude mereka. Ah… kerjaan ortu di Indonesia berat banget ya. Di Jepang sih sudah mapan kebiasaan lomba pinter-pinterannya.

  7. paling gemes deh kalau lihat pelajar tawuran. nggak ngerti aku kenapa mereka sempat-sempatnya tawuran. mungkin mereka memang “kurang kerjaan”, jadi poin yang disampaikan mbak imelda supaya pelajar dibuat “tidak sempat” tawuran itu masuk akal. kurasa mereka perlu punya kegiatan untuk menyalurkan tenaga dan energi mereka yang berlebih.

    salut sama piramida manusia itu. aku kalau nonton piramida manusia suka deg-degan …

  8. Ada benernya Mbak EM, anak sekolah yang ngga punya waktu luang, disibukkan dengan aktivitaf, pastinya ngga bakal kepikiran Tawuran. Apalagi hormon2 seusia mereka adalah waktu yang tepat berprestasi didunia olah raga 🙂

  9. Suka sekali dengan ….Menggunakan tenaga, menggunakan kepintaran, menggunakan energi yang postif untuk menghabiskan waktu luang, aku harapkan bisa mencegah dan menanggulangi tawuran…. Tahu memprioritaskan tindakan, terima kasih sharingnya mbak EM. salam

  10. Tiga hal yang menjadi biang kerusakaan seseorang adalah masa muda, waktu kosong dan kekuasaan. Jika kita tidak bisa mengendalikan dengan baik ketika berada dalam tiga kondisi itu, alamat akan membuat hidup kita hancur.

    Anak-anak yang tawuran tersebut adalah mereka yang masih muda dan memiliki banyak waktu kosong. Itulah makanya, mereka banyak yang menjadi rusak..

    Setuju dengan pendapat Nechan, bahwa anak muda harus selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan, sehingga mereka tidak punya kesempatan untuk melakukan tawuran.

  11. yang masalahnya sekarang ya…banyak pelajar lebih memilih untuk tawuran daripada menyibukkan diri apalagi mau belajar…. mereka malas untuk bekerja part-time dan kursus. Jadi sebenarnya semuanya juga tergantung dari kesadaran diri sendiri juga ya….

Tinggalkan Balasan ke arman Batalkan balasan