Si Gundul yang Terang

Aku sudah pernah menuliskan tentang Si Gundul yang Bijaksana a.k.a Ikkyusan di sini. Kali ini aku mau memperkenalkan si Gundul yang Terang! Ya …. memang sih kalau gundul itu mengkilap, tapi kan tidak bisa sampai “menerangi” sekitarnya 😀

Teru-teru bozu yang diperkirakan sudah ada sejak jaman Heian (794- 1185). Aslinya dari China. Foto dari wikipedia.

Nama bahasa Jepangnya adalah Teru-teru Bozu (Teru =terang, Bozu = gundul) , terbuat dari kain (biasanya putih) yang bagian tengahnya diberi gumpalan kain/tissue lalu diikat. Penampilannya sih seperti “hantu” jadinya. Lalu biasanya di bagian “kepala” itu diberi mata dan mulut. Teru-teru bozu ini kemudian digantungkan sehari sebelum hari H. Ya, Teru-teru Bozu ini adalah pawang (jimat)  hujannya orang Jepang. Jika mau besok terang (cerah) maka pasang Teru-teru bozu di pendopo rumah hari ini. Sampai ada lagu anak-anak dengan judul Teru-teru Bozu…. “Teru-teru Bozu…teru bozu… ashita tenki ni shiteokure

Pagi ini seharusnya sekolahnya Riku mengadakan acara pertandingan olahraga Undokai di sekolahnya. Memang biasanya diadakan sekitar bulan Oktober. Tapi entah kenapa tahun ini dijadwalkan pada bulan Juni, padahal semua orang juga tahu bahwa awal Juni beresiko hujan. Nah, tadi pagi waktu aku bangun pukul 5 bisa melihat bahwa hujan terus turun, memang sebentar-sebentar berhenti, tapi bisa dipastikan bahwa satu harian akan turun hujan. Lagipula meskipun misalnya sekitar jam 10 hujan berhenti, lapangan sekolah pasti basah dan tidak bisa dipakai (tidak bisa dikapuri) untuk pertandingan lari. Jadi sekitar pukul 7, kami mendapatkan telepon beranting yang memberitahukan bahwa undokai ditunda.

Memang sekolah Jepang itu hebat, mereka selalu memikirkan jika terjadi sesuatu sampai harus dibatalkan, mereka akan mengatur hari pengganti paling sedikit satu hari “cadangan” dalam skenario mereka. Jadi kalau hari ini tanggal 9 Juni ditunda, maka akan diadakan tgl 10 Juni. Jika 10 Juni hujan dan ditunda, maka akan diadakan hari Selasa tgl 12 Juni. Perfect deh perencanaannya.

Tapiiiii, tadi pagi di televisi ternyata daerah Kanto (Tokyo dan sekitarnya) dinyatakan mulai hari ini masuk musim hujan. Jadi kalau melihat prakiraan cuaca mingguan, bisa melihat bahwa hampir tidak ada hari yang cerah. Yaaah kasihan sekali karena berarti undokai dibatalkan, padahal anak-anak sudah berlatih tarian per kelas untuk ditampilkan serta berlatih lari 80 m.

Lalu aku bercanda pada Riku, “Seandainya orang tua murid satu sekolahmu itu sekarang memasang Teru-teru Bozu, mungkin ngga ya besok tidak hujan? Atau di tempat lain boleh deh hujan, tapi langit di atas sekolah kamu saja yang cerah….” dan Riku tertawa… “mama ada-ada aja! ”

Atau mungkin kita harus panggil pawang Indonesia….suruh pasang cabe di sekitar sekolahan ya? hihihi

Meskipun kita pasang Teru-teru Bozu raksasa, musim hujan tak bisa dihentikan ya. Apalagi memang bunga pertanda musim hujan si Ajisai (Hydrangea) sudah mulai mekar di mana-mana. Indah!

Bunga Hydrangea berbagai jenis. Ternyata bunga ini memang asalnya dari Jepang (menurut wikipedia Jepang)

Selain Hydrangea, ada satu bunga bernama Tachiaoi, juga bermekaran saat ini, dan mengingatkanku pada Kembang Sepatu!

Tachiaoi yang ini berwarna merah gelap, biasanya pink. Kutemukan dalam perjalanan menuju universitas W.