Through the years

Mungkin jika aku ditanya, masa apa yang paling kamu sukai, maka aku akan menjawab, masa SMP. Bagiku masa SMP adalah masa yang paling indah, dan sekaligus paling menyulitkan. Di masa itu aku juga seperti lahir kembali, menjadi manusia baru (baca 13tahun). Karena itu juga mungkin yang menyebabkan aku ingin berjumpa dengan teman-teman SMP setiap aku pulang kampung bin mudik. Dan kalaupun aku pulang diam-diam seperti kali ini, mereka pasti akan mendesak aku mengatur pertemuan reuni SMP.

Apalagi jika ada anggota alumni yang tinggal di luar negeri datang, menjadi suatu kesempatan atau alasan untuk   berkumpul. Dan ternyata waktu aku ada di Jakarta ini pula, seorang teman Sarah Akib yang tinggal di China, tepatnya di Guangzhou, mudik juga. Jadilah buru-buru mengadakan pertemuan pada tanggal 3o Juli, di Cafe Amor (di sini enak soalnya serasa rumah sendiri, meskipun makanannya kurang hehehe). Karena diadakan hari Kamis maka banyak yang tidak bisa datang, hanya sekitar 15 orang yang bisa berkumpul dan ngobrol bersama. Yah memang bukan reuni sih, karena kalau reuni tentu harus direncanakan jauh-jauh hari, dan kudu di hari yang terbanyak orang bisa datang. Oleh Sarah, pertemuan kami ini masuk dalam kategori “Batavia Connection”. Kereeen…. (kata baru dalam kamus Riku, selain banget, doang, dong)

ex tar583

Sarah Yana temanku ini bekerja di Saatchi&Saatchi, dan di waktu senggangnya dia membuat design kalung, dan anting-anting. Jadi deh cewek-cewek “ngiler” melihat kreasi dia dan buru-buru melihat dompet nya apakah bisa membeli, karena tentunya kurs sono. Yang lucu, Sarah selalu memberi harga dengan angka delapan…. (kayak aku angka keberuntungannya 8). Mau lihat contoh desainnya? silakan buka web pribadinya di  Yana Yana Jewelry.

Sayangnya, seorang teman kami Xenia Leon, yang juga bermukim di New York, tidak bisa hadir waktu kami mengadakan acara kumpul-kumpul ini. Padahal kami pernah mempunyai keinginan untuk bisa bertemu bulan Agustus tahun ini. Tapi memang Tuhan itu Ajaib, ternyata yang tadinya pas kita mengadakan acara kumpul-kumpul ini, Xenia hanya bisa melihat foto-fotonya saja…. Tak lama dia menghubungiku di fesbuk, bahwa dia berhasil mendapatkan tiket dan akan berada di Jakarta dari tanggal 7 sampai 14 Agustus.

at Dhamawangsa Square, 10 Agustus 2009

Waktu yang mepet, dan tidak adanya “hari-hari weekends” yang bisa dipakai, menyebabkan tidak banyak teman yang bisa hadir, pada tanggal 10 Agustus lalu, di Gelato Bar, Dharmawangsa Square. Tapi aku senang sekali bisa bertemu dengan Xenia, yang merupakan sahabat karibku di SMP. Kami bisa bertemu kembali, otomatis setelah 25 tahunan. Xenia pernah mendorongku untuk belajar gitar (dia piawai sekali bermain gitar, maklum masih sodaraan dengan Ully Sigar dan Paramitha Rusady) . Gitar dibeli, tapi apa daya emang aku ngga berbakat bermain alat musik…. jadilah gitar itu dipakai Tina, adikku. Semoga Xenia dan Pastor Daniel suaminya, bisa sukses dan bijaksana terus memimpin umatnya di gereja City Blessing, NY.

lunch dengan teman-teman ex IPA Tarki, 27 Juli 2009 di Plaza Senayan

lunch dengan teman-teman ex IPA Tarki, 27 Juli 2009 di Plaza Senayan

Lalu apakah aku hanya bertemu dengan teman-teman SMP? Hmmm tidak, meskipun tidak beramai-ramai, aku sempat “nyempil” di acara makan siang teman-teman SMA, yang berkumpul di Plaza Senayan, tanggal 27 Juli lalu. Itu gara-gara status di fesbuk, sehingga akhirnya aku bisa bertemu teman-teman kelas IPA SMA, setelah 23 tahun tidak bertemu.Jadi menulis status di FB kadang kala membantu juga dalam meniti kenangan.

Kemudian tanggal 11 Agustus (Selasa), pagi-pagi teman SMA ku, Diajeng mengirim sms….”Mel,  siang hari ini kamu ada acr di mana? Mungkin aku bs say ‘hi’ sm kamu bntar…atau kalo waktunya mnkin bs ngobrol….” Well, hari ini kau masih kosong, so jadilah kami janjian bertemu untuk makan siang. Dan entah kenapa saat itu aku sedang terngiang-ngiang lagunya “Kenny Rogers” yang berjudul “Through the Years”. Sebuah lagu yang sebetulnya cocok untuk dikirimkan bagi mereka yang sedang merayakan ulang tahun pernikahan…

I can’t remember when you weren’t there
When I didn’t care for anyone but you
I swear we’ve been through everything there is
Can’t imagine anything we’ve missed
Can’t imagine anything the two of us can’t do

Through the years, you’ve never let me down
You turned my life around, the sweetest days I’ve found
I’ve found with you … Through the years
I’ve never been afraid, I’ve loved the life we’ve made
And I’m so glad I’ve stayed, right here with you
Through the years

I can’t remember what I used to do
Who I trusted, who I listened to before
I swear you taught me everything I know
Can’t imagine needing someone so
But through the years it seems to me
I need you more and more

Through the years, through all the good and bad
I KNOW how much we had, I’ve always been so glad
To be with you … Through the years
It’s better every day, you’ve kissed my tears away
As long as it’s okay, I’ll stay with you
Through the years

Through the years, when everything went wrong
Together we were strong, I know that I belong
Right here with you … Through the years
I never had a doubt, we’d always work things out
I’ve learned what life’s about, by loving you
Through the years

Well, aku memang penggemar music country, dan penggemar Kenny Rogers, dan aku pernah mendengar ada restoran yang bernama Kenny Rogers. Nah, mengikuti kata hatiku, aku minta Diajeng untuk bertemu di Kenny Rogers, yang ada di Pasific Place, LG. Hanya karena nama yang sama! Aku ngotot banget untuk ke sana. Dan setelah sampai di sana baru tahu bahwa resto KR ini hanya berupa space terbuka di bagian Kem Chick lantai LG, bukan restoran tertutup. Masakannya ayam panggang. But enak! Memang enak. Banyak bulebule yang makan di situ pada siang hari itu.

ayam panggang Kenny Rogers

Diajeng adalah temanku waktu SMA, sama-sama IPA juga tapi beda kelas. Kami sering bertemu pada kegiatan ekskul Science Club, tapi karena tidak sekelas ya jadinya tidak akrab. Kami baru akrab setelah ada facebook, dan Diajeng mulai mengunjungi blog TE ini. Sekarang dia sudah punya blog sendiri dan bahkan sudah menuliskan perjumpaan kami dengan lengkap. Terima kasih untuk lunch yang berkesan ya jeng.

Melengkapi rangkaian “meniti kenangan” tahun ini, aku juga bertemu dengan teman akrab di masa SMA. Brahmantyo datang bersama Rina, istrinya dan menikmati masakan Jepang di Sushi Tei, Senayan City 12 Agustus 2009. Aku berkenalan dengan Brahm di suatu retret di Wisma Samadi, Klender, saat ada retret gabungan 4 sekolah katolik Jakarta, yaitu Tarakanita, Pangudi Luhur, Theresia dan Canisius. Brahm dari Canisius, tapi sebelumnya dia bersekolah di sekolahannya DV di De Britto, Yogyakarta. Jadilah kami bercakap-cakap mengejar ketinggalan bertahun-tahun dengan informasi keluarga dan teman-teman.

Well, kalau mau dihitung, dalam 28 hari aku melewati liburan di Jakarta (dan sebentar lagi berakhir) , aku memang banyak bertemu dengan teman-teman. Baik lama maupun baru, baik kopdar maupun reuni. Sehingga ingin aku menamakan liburan summer 2009 ini dengan “Silaturahmi bersama KOALA”. Koalanya itu si Kai, karena dia memang nempel terus padaku, sehingga hampir semua pertemuan dia pasti ikut. hihihi. So, Gajah (aku), Riku dan Koala sangat menikmati liburan kali ini, dan harus mulai mengepak barang-barang kembali ke dalam koper, untuk menghadapi kenyataan bahwa hidup itu terus berjalan (dan mungkin berlari) ….


Hari ke 13 – Reuni SMP thanks to FB

Ya, mau tidak mau saya harus mengucapkan terima kasih pada FB alias Facebook. Karena dengan adanya FB, terkumpullah alumni SMP saya dan kita bisa mengadakan reuni dengan sukses besar sepanjang saya reunian dengan teman SMP!!! 31 orang berhasil dikumpulin dan datang ke temu kangennya SMP Tarli yang diadakan tanggal 27 Februari (Hari ke 13) lalu.

Monica yang kirim sms-sms terutama pada mereka yang tidak punya account di FB, kemudian Joko U yang sebarin undangan di FB. Aku yang tentuin tanggal, dan akhirnya juga yang tentuin tempat. Tadinya aku sudah mau booking di Barcode. Sampai waktu di Bandung aku sudah berkali-kali telepon managernya, tapi tidak ada. Dan untung sekali, di sabtu itu aku dapat telpon dari Joko, bahwa teman-teman “berteriak-teriak” kalau akan diadakan di Kemang, Mereka sudah putus asa mendengar kata KEMANG, karena memang terkenal macetnya daerah itu. Padahal sebetulnya Barcode, ngga terlalu jauh dari mulut Kemang Raya, jadi menurut aku dan Wawam mustinya OK-OK saja.

But karena banyak yang komplain, akhirnya Senin aku putuskan untuk mengubah tempat ke Cafe Amor. (Untung banget telpon ke manajernya Barcode ngga nyambung ya?? Kalo ngga aku kan kudu telpon lagi untuk ngebatalin). Eeee ternyata si Intan punya teman yang orang dekatnya Cafe ini, dan dia yang akan arrange pemakaian Cafe Amor untuk 20 orang, dan akan disediakan LIVE MUSIC!… wah wah wah….

Aku sampai Cafe Amornya, hari Jumat tanggal 27 February 2009 (Hari ke 13 ), pukul 6 lebih. … malahan hampir setengah 7 malam. Karena aku mau bertemu dengan teman karibku, Adityana Kassandravati dan Devy yang sudah datang sejak pukul 5 katanya (ternyata mereka juga baru datang jam 6…untung aku udah bilang kalau jam 5 ngga bisa coba kalo aku datang jam 5 cengar-cengir deh sendiri). Adit, si psikolog yang sedang naik daun karena sering muncul di tipi ini membawa anak perempuannya, yang lahirnya cuma beda 3 hari dari Kai. Sayang juga aku tidak ajak anak-anakku ke sini…. tapi sekali lagi, kalau aku bawa berarti aku harus bersiap-siap tidak enjoy.

Dan benar saja, Adit juga terpaksa pulang lebih cepat karena sang Putri tidak betah berada di luar terus. Pastilah mengantuk lagipula di Cafe kan tidak ada mainan atau televisi yang bisa menghibur anak-anak balita. Devi juga harus pulang sehingga kloter pertama kurang dua orang deh.

Tapi kekhawatiran akan sepi acara reuni ini bisa terhapus, karena satu persatu mulai berdatangan deh. termasuk teman-teman yang benar-benar sudah 20 tahun lebih tidak bertemu. (Ya sejak lulus SMP gitu deh). Rameeee banget. Kalau duah kayak gini, ngga bakal deh bisa bikin acara lain.

Pemain musik yang harus memulai acara akhirnya menghubungiku, dan tanya kapan bisa dimulai acaranya. Waktu itu memang sudah 90% berkumpul dan sudah bisa dimulai acaranya. Jadilah aku memulai acara, meskipun aku tidak memegang jabatan apa-apa di reunian ini. Bu RT nya Monica, Pak RT nya Ucup, tapi keduanya malas bicara. Jadilah aku diangkat jadi JUBIR deh.

(baju putih singer profesional, baju hitam paranormal maksa jadi singer hihihi)

Emang udah biasa jadi MC jadi nyerocos aja deh tuh, termasuk menyampaikan berita-berita terkini dari teman-teman, lalu rencana pendirian perpustakaan oleh Sinta di daerah Cicalengka, sehingga menghimbau teman-teman untuk mengumpulkan buku-buku bekas. Kemudian menyampaikan rencana yang sebetulnya tercetuskan oleh Romo Ari (ya teman kita seangkatan ada yang menjadi Romo/Pastor) yaitu mengadakan Family Gathering di bungalow/villa… (Kayaknya terbentur lagi masalah EO nya…kagak ada yang mau hihihi… well… kalau aku bisa pulang Agustus sih OK aja, but untuk sementara waktu aku tidak bisa buat rencana mudik dalam tahun ini.

Akhirnya acara musik dibuka dengan lagu-lagu jadul angkatan 80-an, yaitu lagu-lagunya Vina deh. Berhubung yang lain malu-malu, jadilah MC yang seksi sibuk ini menjadi singer dadakan, hihihi. (Eh pertama kali loh aku nyanyi pake band…. biasanya karaoke. Rasanya sih kurang greget …abis aku memang bukan wanita penghibur sih —eits maksudnya entertainer loh)

4 orang di belakang panggung: me, wawam,intan dan monika yang pulang paling belakangan

::::::::::::::::::::::::

Ngobrol-ngobrol ngalor ngidul… akhirnya aku pulang jam 11:30 malam diantar oleh Wawam dalam hujan. Aku sengaja sebelum sampai di rumah, kirim sms dulu ke papa minta bukain pintu (suatu kondisi yang ngga akan bisa dan tidak mungkin terjadi di masa lalu) Padahal rumahnya Wawam di Radal tuh, sengaja banget muterin khusus untuk aku hehehe. Memang dia dari dulu selalu jadi Ketua kelas sih (dan aku selalu jadi wakil hehehe) jadi bertanggung jawab terhadap anak buahnya.

Well, meskipun ada beberapa yang tiba-tiba tidak bisa datang, boleh dikatakan acara reunian kali ini adalah yang tersukses sampai saat ini. Semoga pertemuan berikutnya bisa lebih sukses lagi. Terutama jika teman-teman yang tinggal di Amerika bisa bergabung bersama.

Hari ke 3 di jakarta

wah kok jadinya aku bikin serial seperti Lala ya, the Jakarta Stories hehehe. Gpp deh sekedar untuk mencatat juga aku ngapain aja selama di liburan (Buat laporan ke Tokyo juga gitchu hihihi). Atau kali-kali ada yang mau ngundang saya gitu.

Tgl 17 Feb, aku tidak kemana-mana. Berkutat depan komputer terus, cari info, nulis posting dsb dsb, sampai matanya pedes deh. But jam 6 lewat Wita janji akan datang ke rumah untuk antar tiket so aku siap-siap mandi jam 5. Jadi kopdar dengan Wita deh….

Aku seharian juga chat dan sms pentolan teman-teman di SMP untuk membicarakan reunian SMP yang mau diadakan tanggal 27 nanti. Selalu kalau aku pulang, baru tergerak untuk ngumpul. Pikir-pikir iya juga sih kalau ngga ada event khusus, ngapain juga ngumpul ya? (so aku ini event khususnya??? ngga juga deh, cuman emang aku aja yang ngga ada kerjaan hihihi).

Pak RT nya Wawam dan Bu Monika, trus yang pusat informasi clubbing Intan. Yang selalu membingungkan emang mencari tempat yang enak, ambiencenya, makanannya, dan tidak berada di daerah macet, karena hari jumat malam. Pak Wawam usul Barcode Kemang, Monika sih apa  aja katanya  (Monika juga masih ada bayi sih jadi jarang jjl), nah giliran aku tanyain Intan, ternyata Intan yang tukang jalan aja belum pernah ke Barcode. Dia usul Cafe Amor di Dharmawangsa Square atau Juststeak di Barito, atau FX. Masalahnya aku belum pernah ke FX jadi buta bener-bener. Dan kalau mau mikir macet, parkir dsb emang enakkan Juststeak atau Cafe Amor ini. Hmm Kalau juststeak bisa kira-kira deh tempatnya , tapi si Amor ini gimana. So, aku pikir mumpung Wita datang, aku seret aja dia untuk temenin aku (maksa judulnya).

So begitu Wita datang, tanpa ba bi bu, takut ketahuan Kai dan dia nangis, jadi langsung keluar rumah deh.. Berhubung wita naik motor dan saya tidak bisa mbonceng (karena takut) jadi kita naik taxi ke Dharmawangsa Square. Biasanya sih kalau ke sini, aku pasti ke Gelato, tapi karena hari ini membawa misi untuk ke Amor ya langsung deh ke lantai 4.

Tempatnya sih bagus, dan waktu kita masuk ke situ sepi…. Yang ada dua cewek sedang belajar dansa tango. Wah bisa dansa juga di sini? Anyway, aku tanya sama pelayannya bagaimana kalau mau bikin kumpul-kumpul untuk 20 orang. Ada beberapa tempat duduk sofa yang comfortable dan diberitahu juga ada terrace seat di lantai atasnya. Dan untuk ke lantai atas ini kita harus naik tangga di luar. Ternyata lantai atas juga luas, tapiiiiiiii tidak ber- AC. hmmm sebetulnya enak sih, tapi Jakarta tanpa AC keknya males deh. Ya akhirnya aku putuskan pake tempat di bawah aja, di tempat sofa yang agak luas, sehingga nanti bisa di setting untuk 20-an orang. (Eh ada wine cellarnya juga loh….)

Tapi aku sih bilang, karena belum tahu berapa orang yang datang, nanti aku telpon utk reserve. Nah, sekarang giliran survey makannya. Hmmm pilihan makanannya sih banyak, then aku tanya specialtynya di situ apa. Jawabnya, Sup Buntut Goreng. Yaaah jauh-jauh ke Cafe, masak sup buntut goreng sih. Tapi daripada yang masakan erop nanggung, jadi aku pesan itu aja. Wita pesan spaghetti. Begitu dihidangkan, hmmm aku kok kurang sreg ya? Apa standarnya aku ketinggian? Masak buntut gorengnya dibumbui dengan bawang bombay dan paprika dan pake semacam demi glace sauce? Ini mah judulnya mustinya nasi buntut goreng + sup hahaha…. Aku ngelirik spaghettinya juga kayaknya ngga lezat-lezat banget (Wita kamu makannya lambat sih hahaha…terpaksa ditelen ya?)

Cerita punya cerita, begitu makanan abis, kita langsung cabut deh. Sebelum pulang, mampir WC dulu dong. Nah, di sini ada masalah lagi. Masak keran wastafelnya ngga ada! Gimana mau cuci tangan dong? Wahhhh sudah deh, terpaksa musti dicoret dari list. Begitu keluar aku tanya sama pelayannya, “WC nya mana sih pak?”. Diantar memang di tempat yang kita masuki tadi. Trus saya bilang, “Kok wastafelnya ngga ada airnya?”…. Eeeh ternyata sodara-sodara, pemutar keran memang tidak ada, tapi kalau mau mengeluarkan air dari selang yang ada itu musti injak semacam bola di lantai. Halah! Saya bilang sama si bapak, “Ya tulis dong pak, kalau ngga tau bahwa ada bola di lantaii gini, kan ngga bisa cuci tangan?” Maunya nyentrik kali ya? Tapi sama sekali inconvinience.

Kami pulang ke rumah dan mendapatkan Kai nangis teriak-teriak. Kasian dia ngga bisa tidur tanpa mamanya… Terpaksa deh Wita pulang cepet-cepet dan aku masuk ke kamar liat Kai. Dan Kai begitu liat mamanya langsung DIAM. Huh manja ! Tapi sebetulnya dia memang belum ngantuk rupanya dan masih mau main, sehingga minta diajak keluar. huhuhuhu…..

Jadi apakah aku akan reserve Cafe Amor? menurut Monika kalau makanannya ngga enak ngapain mel…. iya juga sih. Terpaksa deh hari ini survey tempat lagi. Barcode deh! Semoga hari ini ada orang yang bisa aku culik untuk nemenin ke Barcode hihihi.