Musim panas di Jepang memang tidak tertahankan. Panas sekali! Tapi mungkin yang membuat lebih tidak enak adalah kelembabannya yang tinggi. Kalau melihat pada bagan hygrometer di aplikasi teleponku… kelembaban 0-40% itu termasuk DRY atau kering, 40-60% itu COMFORT alias menyenangkan, dan di atas 60% itu WET, alias basah, alias lembab, sumuk segala kata pliket masuk ke dalam kategori itu. Jadi kalau pagi-pagi sekitar pukul 9 pagi sudah 80% rasanya menyebalkan sekali kan? rasanya ingin berkata…”Oooi kalau mau hujan, hujan sekalian dong!”

aplikasi hygrometer di HP ku
Hari ini Tokyo maximum 35 derajat. Aku terbangun pukul 2 pagi, dan dari kamar tidur ber-AC, aku ke dapur dan kamar makan. Duh tidak ada angin, sehingga aku pasang kipas anginku. Membuat minuman dingin, persiapkan air es, es batu, dan akhirnya karena tidak mengantuk juga, aku mulai masuk ke kamar belajarnya Riku. Ya kamar komputerku sudah kuberikan pada Riku, meskipun semua barangku masih di sana. sedikit-demi-sedikit aku membuang kertas dan barang yang sudah tidak diperlukan lagi, sampai fajar merekah pukul setengah 4, dan sampai pagi. Baru setelah aku mengantar Kai aku tidur siang di kamar ber-AC.
Hari-hari yang mulai sulit dilewati…. Sekitar pukul 5 sore, bunyi guntur mulai terdengar dan kilat terlihat di kejauhan. Ibu-ibu memasukkan jemurannya dan …. Yudachi! Hujan sore hari yang cukup keras turun. Senang juga sebetulnya karena berarti panas yang tersimpan sejak pagi, bisa didinginkan dengan guyuran hujan. Musim hujan di Tokyo sudah selesai, sudah musim panas, tapi masih akan banyak terjadi yudachi.Tapi yudachi ini relatif singkat sehingga bisa ditunggu sampai reda saja.

yudachi… hujan mendadak di sore hari
Waktu guntur masih bertalu-talu, sebuah email masuk dari kelurahanku. Rupanya memberitahukan bahwa akibat yudachi sore ini, ada beberapa daerah yang mati listriknya. Entah mungkin tersambar petir, atau lonjakan penggunaan yang tinggi, mematikan sumber listrik setempat. Aku jadi waswas dan mematikan AC yang kupasang supaya jangan rusak jika sampai terjadi pemadaman listrik di daerahku juga.
Satu kejadian pada waktu terjadi yudachi ini, yang akan selalu aku ingat. Yaitu waktu aku harus pergi mengajar sore hari pukul 6:30, dan sekitar pukul 5:30 tiba-tiba hujan yudachi ini turun. Aku memang lupa membawa payung, tapi mau membeli juga tidak ada toko di sekitar jalanan tempat ku berada. Soal baju basah kuyup apaboleh buat. Tapi yang menyebalkan, sepatu sandalku putus dan mengharuskanku mencari sandal atau sepatu lain di setasiun terdekat. Aku tidak bisa “nyeker” untuk pergi mengajar kan? 😀
Punya pengalaman tidak mengenakkan pada waktu turun hujan mendadak?