Hari Kedua

Hari ini adalah hari kedua mulai belajar di sekolah, tentu saja untuk Riku dan Kai. Kalau Kai tidak ada masalah… sama sekali. Pergi ke sekolah tanpa ba bi bu sebelum pukul 9 pagi. Aku pun tidak mengantar sampai pintu masuk TK, hanya turunkan dia dari sepeda, lalu pergi. Eh, sebelum pergi aku sempat mampir ke kantor sekolah untuk menyerahkan permohonan perpanjangan kelas (Usagi Gumi) selama semester ini. Jadi kalau kelas biasa (Yuri Gumi) belajarnya hanya sampai jam 2 siang saja, tapi bisa minta masuk ke Usagi Gumi dari jam 2 sampai jam 5 sore, dengan menambah bayaran 800 yen. Usagi gumi ada setiap hari kecuali hari Rabu. Untung aku mengajar Kamis dan Jumat, sehingga aku tadi sudah menyerahkan jadwal aku mengajar supaya bisa dimasukkan nama Kai dalam daftar kelas Usagi Gumi. Kelas tambahan ini berkapasitas 25 orang, sehingga berlaku sistem siapa cepat dia dapat. Mumpung hari kedua, aku cepat-cepat masukkan saja jadwalku.

Waktu kutanya bagaimana belajar pertama dengan Haruka Sensei, Kai mengatakan, “Tadi aku buat origami tulip, lalu baca buku. Lalu pergi ke kelas nensho (kelas yang untuk 3 tahun) untuk bantu mereka.”
“Wah asyik dong bisa jadi kakak kelas ya…”
“Tapi ngga ada yang tanya dan minta tolong ke Kai. Semua bisa sendiri”
“Ya bagus dong, Kai jadi tidak usah kerja kan?”
“Oh iya ya…. enak juga kalau tidak usah kerja”
“Ya, tapi adik-adik kan akan merasa aman, jika mereka tahu ada kakak kelas yang bisa dimintai tolong”
“He eh…”
Aku salut memang pada pendidikan di sekolah TK dan SD di sini, mereka menerapkan sistem mentoring, kakak kelas momong adiknya. Aku kadang bayangin bagaimana kalau nanti tahun depan Riku kelas 6 mentoring Kai yang kelas 1 hehehe. Tanoshimi.

jenis sakura yang lambat mekar di sebuah sekolah dekat rumah, cukup menghibur hari-hari sekolah

Nah, bagaimana hari keduanya Riku? Katanya gurunya yang laki-laki ini galak! Nah biasanya aku percaya galak = disiplin = bisa belajar. Kelas-kelas sebelumnya terlalu banyak distraksi dari teman-temannya yang nakal dan ribut di kelas. Semoga saja di kelas baru ini, dengan komposisi teman yang beda dengan kelas sebelumnya, dia bisa lebih konsentrasi. Apalagi pelajaran pasti lebih sukar kan?

Selain suasana kelas, dia juga harus ikut kegiatan OSISnya. Dari kemarin malam dia bingung, akan masuk seksi apa. Tadi pagi aku bilang, “Loh bukannya dulu kamu mau masuk seksi majalah sekolah?”
“Hmmm ngga tau deh…”
Wah berarti dia benar-benar bingung tuh 😀 Dan tadi waktu pulang kutanya dia masuk seksi apa, dia jawab “Perpustakaan”. Bagus deh ngga jauh dari buku 😀

Tapi hari ini mungkin merupakan hari sial untuk Riku. Tadi sore waktu dia akan berangkat bermain sesudah pulang sekolah, dia jatuh dari sepeda. Aku kaget karena tiba-tiba ada orang yang mengebel. Rupanya tetanggaku yang kebetulan sedang cuci mobil, melihat Riku jatuh dari sepeda, dan tidak bangun-bangun. Jadi dia panggil aku. Aku langsung lari ke bawah dan tidak lupa mengunci Kai dalam rumah. Rupanya perut Riku kena stang cukup keras, sehingga dia kesakitan dan terduduk di aspal. Setelah aku suruh dia tunggu 10 menit dalam rumah, sakitnya mereda. Tapi dia bersikeras untuk pergi main. Ya aku bilang silakan asal tahu diri saja. Dan dia bilang bahwa dia akan menolak jika diajak berlari atau sepak bola.

Nah tahu-tahu sekitar pukul 5 dia pulang, dan menangis. Rupanya waktu dia pergi bertemu teman-temannya di taman, mereka mengajak Riku bermain bola. Lalu Riku menolak dia bilang “Aku nonton aja ya”. Waktu diajak main petak umpet juga dia tolak. Lalu teman-temannya bilang, “Kalo gitu buat apa kamu ke sini”… Waaaahhh  kena deh  😦 Riku jadi sedih kok teman-temannya tidak mau mengerti bahwa dia masih sakit perutnya, dan memilih untuk tetap berada bersama teman-temannya meskipun tidak aktif. Dia menangis terus, dan aku merasa bersyukur bahwa aku ada di rumah waktu dia pulang. Coba aku sedang kerja, dia melampiaskan kesedihannya bagaimana? Aku coba jelaskan bahwa memang banyak orang yang hanya mau memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan kondisi dan perasaan orang lain. Dan aku bilang, “Lupakan saja! Kamu mau ngapain supaya bisa lupa? Masak, main, gambar? Ayo sama mama…”
“Aku mau mama buat kue coklat, dan aku hias kuenya sebelum dimakan!”

So, beginilah wujud kue pelampiasan kekesalan Riku hari ini.

Punyaku sederhana saja, dibanding punyanya Riku. Hehehe **obat pelampiasan kekesalan**

Kalau kamu kesal, apa pelampiasanmu? 😉 (Untung kalau aku pelampiasanku bukan belanja tapi masak! hehehe)

**********************************************************************************************************

Oh ya, hanya mau mengingatkan bahwa tanggal 1 April kemarin Blog TE ini berulang tahun ke 5 dan aku mengadakan giveaway yang bisa dibaca di sini detilnya. Kalau sempat ikut ya, masih lama sih penutupannya sampai tanggal 22 April … Terima kasih sebelumnya!

11 comments on “Hari Kedua

  1. ahhhaaaaa.. pertammaaaaaaaa…

    kok sama siy k imel?
    aku masak ajaa biar keselnya lumayan berkurang..

    high-five sama k tina.. aku juga kangen kue coklat k imellllll…

  2. Kalau aku main taiko no tatsujin hahaha
    Tapi belakangan aku jadi bikin roti sambil Banting 2 waktu koneru, hmmm mau ngapain Aja ternyata perlu Kone yah 😀

  3. kalau lagi kesel? makaaaan!

    kasihan riku. tapi ya anak-anak memang kadang suka jahat juga ya. kita kadang nggak bisa memahami pikiran orang lain sih. jadinya ya begitu deh…

  4. weeew… get well soon rikuu chan…. bentuk kekesalan ku adalah jalan2 dan makan… ga usa belanja cukup putar2 aja gpp dan teruuus puter2 ampe kesel dan melihat orang2 daaaaan makaan yang pedes supaya kalo mau nangis ga ketahuan (pantesan aku ga kurus2 pelampiasannya makan seeh) duuuh coba dekket yaa… tiap kalo mami kesel aku ke rumah menghabiskan masakan yang dimasak wkwkwkwkwkw (secara belom pernah icip masakannya mami xixixiix)

    hugs hugs

  5. kasian riku… mungkin temen2nya mesti dijelasin lagi aja kali ya kalo dia masih sakit perut jadi gak bisa ikutan main…

    kalo kesal ya.. pelampiasannya ya ditumpahkan ke esther. huahahaha.

  6. Dengan sistem pendidikan ngemong jadinya yang lebih besar ga berusaha untuk membully yang lebih kecil ya Mba Em. Atau dengan harapan meminimalisir kali ya. Bagus juga Riku bisa cepat melupakan apa yang dilakukkn teman-temannya. Kalau saya kesal biasanya nonton dvd drama seri atau baca buku sampai habis. Hehehehe.

  7. Yang penting riku menepati janjinya utk gak main lari dan sepakbola ya mbak. bertanggungjawab pada diri sendiri 🙂

    aaahhh… ada GA.. pengen ikutan 😀

  8. Asyiiik…kalau kesal Riku malah masak.
    Adikku kalau kesal tidur.
    Anakku kalau kesal jalan kaki (saya bingung, kok jalan kaki)…katanya saat jalan kaki, otak bisa berputar menyelesaikan masalahnya…hahaha.
    Saya sendiri…baca buku, atau nonton, atau melakukan hal menyenangkan.
    Tidur hanya bisa kalau masalah selesai, artinya kesal sudah hilang.

Tinggalkan Balasan ke ekawati sudjono Batalkan balasan